Tari Berpasangan

Tari berpasangan adalah jenis tarian yang dimainkan atau dipentaskan secara berpasangan oleh 2 orang penari. Sepasang penari tersebut boleh sesama jenis (penari pria dengan penari pria atau penari wanita dengan penari wanita) atau berbeda jenis (penari pria dengan penari wanita), yang jelas dalam setiap gerakan tari yang diperagakan keduanya harus saling mengisi satu sama lainnya sehingga menciptakan wiraga, wirasa, dan wirama yang dapat menjadi sarana hiburan.
Tari Berpasangan
Adapun meski dimainkan secara berpasangan, namun jenis tari ini juga dapat dimainkan oleh lebih dari 2 orang dalam satu panggung, asalkan penari-penari dalam panggung tersebut terdiri dari pasangan-pasangan penari yang bergerak saling mengisi satu sama lain.

1. Tari Piring 

Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Tari. Piring melambangkan rasa gembira dan syukur para petani atas hasil tanaman mereka. Pada zaman dahulu, tari Piring dibawakan pada saat panen. Namun saat ini, tari Piring bisanya dibawakan pada saat peristiwa-peristiwa penting, seperti acara pernikahan. Penari tari Piring adalah putra dan putri. Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok.
Tari Piring menggambarkan pergaulan muda-mudi yang bercengkrama sambil bekerja di sawah. Mereka mengolah dan mempersiapkan lahan sawah, menyiangi tanaman, serta memanen. Kemudian dilanjutkan dengan memisahkan padi dari batangnya, membersihkan padi, dan menyimpan padi di lumbung (rangkiang). Para penari bergerak sambil membawa piring di tapak tangan. Kadangkala, piring dilontarkan ke udara ataupun dihempas ke tanah dan dipijak oleh para penari. Tari Piring merupakan tarian gerak cepat. Nuansa yang ditampilkan dalam tari Piring adalah suasana gembira. Tari Piring menggunakan lagu-lagu yang diiringi musik talempong dan saluang. Tari Piring sering ditampilkan dengan berbagai variasi, baik variasi gerakan, jumlah penari, dan busana. (Seni Tari Atang dan Rama).

2.Tari Serampang Dua Belas

Tari Serampang Dua Belas merupakan tari yang terkenal di daerah Melayu, seperti daerah Sumatra Utara (Melayu Deli), Sumatra Barat (ranah Minang), dan Riau (Pekanbaru). Tari Serampang Dua Belas adalah tari pergaulan yang ditarikan dalam bentuk tari berpasangan sejenis atau putra dengan putri. Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an. Tari Serampang Dua Belas terdiri atas 12 pola gerak, pola edar, dan tata urutan yang didasari oleh gerakan yang ada dalam tari Melayu, seperti tari Mak Inang, tari Ronggeng Melayu, dan tari Zapin.
Iringan musiknya menggunakan lagu Dua yang temponya dipercepat. Gerakan dalam tari Serampang Dua Belas menitikberatkan pada permainan mata, gerak kaki memutar dan lompatan, ditambah dengan gerak tangan dan tubuh yang gemulai. Penyajian tari Serampang Dua Belas terdiri atas tiga bagian, yaitu Mak Inang, Tanjung Katung, dan Lagu Dua. Masing-masing bagian mempunyai pola irama sendiri-sendiri.

3. Tari Bedhaya

 Tari bedaya atau dalam bahasa Jawa disebut bedhoyo adalah tari klasik yang lahir di lingkungan keraton Mataram Islam di masa silam. Tarian yang sarat dengan nilai religius spiritualis ini juga merupakan salah satu contoh tari berpasangan. Tarian ini menceritakan kehidupan manusia, mulai dari lahir hingga saat ia meninggal dunia.

4. Tari Payung

Tari payung merupakan tarian pergaulan yang dibawakan secara berpasangan.Tarian ini dibawakan oleh sepasang muda-mudi yang menggunakan properti payung. Tarian ini melambangkan perlindungan lelaki terhadap wanita. properti payung lebih banyak digunakan oleh penari laki laki,sedangkan wanita (penari wanita) mengekspresikan gerakannya dengan selendang yang dikenakan di belakang bahu. Busana tari Payung hampir sama dengan tarian Melayu lainya. Busana penari pria satu stel baju kecak musang,kain saping,dan tandak (songkok). Busana penari wanita meliputi satu stel kebaya labuh dan selendang.
Tari Payung asal Sumatera Barat Tari payung yang berasal dari Sumatera Barat juga merupakan salah satu contoh tari berpasangan. Sama seperti tari serampang dua belas, tarian yang menggunakan payung sebagai properti utamanya ini juga mengisahkan perjalanan cinta sepasang muda mudi hingga keduanya dipertemukan dalam ikatan pernikahan. Dalam satu panggung, tarian ini kerap dimainkan oleh 3 sampai 4 pasang penari (6 sd 8 orang). Setiap pasangan penari harus memperagakan gerakan yang sama seiring dengan irama tabuhan alat musik dan syair yang dinyanyikan.

5. Tari Legong asal Bali

Tari Legong asal Bali Selain tari kecak dan tari pendet, Bali juga terkenal dengan tari tradisional lainnya yaitu tari legong. Tarian ini juga merupakan contoh tari berpasangan karena dimainkan oleh 2 orang penari perempuan. Karena merupakan tarian ritual persembahan, legong dahulunya hanya boleh dimainkan oleh perempuan atau gadis yang masih suci alias belum pernah menstruasi. Namun, seiring pergeseran fungsinya, yang mana saat ini ia lebih digunakan sebagai media hiburan, maka pakem tersebut juga sudah mulai ditinggalkan.

6. Tari Janger

Tari Janger asal Bali Contoh tari berpasangan selanjutnya adalah tari Janger. Tari tradisional asal Bali ini dipentaskan oleh 10 orang yang terdiri dari pasangan muda mudi. Lima penari pria disebut Kecak, sementara 5 penari wanita disebut Janger. Tarian ini merupakan sendra tari yang mengangkat kisah atau drama tentang Arjuna Wiwaha, Sunda Upasada, dan lain sebagainya. Meski tidak sepopuler tari kecak atau tari pendet, tarian ini sebetulnya memiliki makna yang mendalam.

7. Tari Ketuk

Tari Ketuk Tilu asal Jawa Barat Tari ketuk tilu adalah tari tradisional Jawa Barat yang menjadi cikal bakal lahirnya tari Jaipong Karawang. Tarian ini juga merupakan contoh tari berpasangan karena dipentaskan oleh penari-penari wanita yang gerakannya dinamis dan saling mengisi. Nama ketuk tilu sendiri berasal dari bunyi tabuhan 3 buah bonang yang menjadi musik pengirinya. Kendati cukup terkenal di masa silam, saat ini kepopuleran tari ketuk tilu justru kalah bila dibandingkan tari jaipong.

8. Tari Arjuna dan Srikandi 

Tari ini menceritakan kisah kasih antara Raden Arjuna dan Dewi Srikandi. Busana yang digunakan adalah busana ksatria lengkap dengan penutup kepala yang sering kita temukan pada wayang kulit, wayang orang, dan wayang golek. Juga dilengkapi dengan seperangkat busur dan panah yang dibawa oleh si penari pria.  Selain itu, para penari pun mengenakan seperangkat perhiasan seperti gelang, elang lengan, kalung cincin anting dan gelang kaki.
Tak lupa sebilah keris yang diselipkan di balik pinggang penari pria. Sementara itu, penari wanitanya umumnya berambut panjang. Hal ini memberi kesan Dewi Srikandi adalah seorang dewi yang cantik dan anggun.

9. Tari Zapin

Tari Zapin Melayu, Meskipun penarinya ada 4 orang naun pada prinsipnya ada masing-masing berpasangan.. Tari Zapin adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Riau. Tari ini sarat dengan nuansa keislaman karena memang ia dihasilkan dari proses akulturasi budaya melayu dan budaya islam di masa silam. Sama seperti tari serampang dua belas, tari zapin juga dimainkan oleh sepasang muda mudi. Tari Zapin, Melayu.

10. Tari Gambyong

Tari Gambyong, Jawa Tengah Tari gambyong adalah tari asal Jawa Tengah yang terlahir dari perpaduan tari rakyat dan tari keraton. Nama “Gambyong” sendiri berasal dari nama seorang pengamen tari jalanan di masa silam, Mas Ajeng Gambyong.

11. Tari Golek Menak

Tari Golek Menak, Jogjakarta Tari Golek Menak adalah tari klasik yang lahir dari keraton Jogjakarta. Tarian ini diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan awal kali dipentaskan pada sekitar tahun 1941. Tarian yang juga dikenal dengan sebutan tari Beksa Golek Menak atau Beksan Menak ini merupakan contoh tari berpasangan karena dimainkan oleh 2 penari yang bergerak saling melengkapi.








Sumber:
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/12/contoh-tari-berpasangan-dan-asal-daerahnya.html
http://bagiilmunei.blogspot.co.id/2017/04/contoh-tari-berpasangan-beserta-gambar.html
http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/09/5-contoh-tari-berpasangan-pengertian.html
Lebih baru Lebih lama