Fungsi Tari Tanggai dalam Upacara Adat Perkawinan
Tari Tanggai pada acara pesta perkawinan ditampilkan
untuk menyambut tamu dan masyarakat sekitarnya yang datang untuk menghadiri
upacara pesta perkawinan tersebut. Adapun susunan penari tari Tanggai dala
upacara adat pesta perkawinan adalah penari mengikuti pengantin dan keluarga
mempelai memasuki gedung resepsi pernikahan, dimana penari terletak pada barisan
paling depan, kemudian diikuti oleh kedua pendamping penari terletak pada
barisan yang depan, kemudian diikuti oleh kedua pendamping pengantin biasanya
anak-anak yang berusia 7-11 tahun, kemudian diikuti oleh orang tua pengantin
dan sanak keluarga.
Penari Tanggai Tanggai, mengantarkan pengantin sampai ke
pelaminan, setelah pengantin duduk di pelaminan penari trsebut mulai menarikan
tari Tanggai sebagai rasa hormat terhadap hadirin atau tamu yang hadir.
Tari Tanggai yang digunakan dalam acara pesta perkawinan berfingsi
sebagai lambang kehormatan dengan maksud tuan rumah dan keluarga yang mempunyai
hajat pesta, memberikan rasa hormat dan terimakasih atas kehadiran tamu
undangan dengan cara menyuguhkan tari Tanggai tersebut.
Tari tanggai berfungsi sebagai hiburan tidak jauh berbeda
dengan fungsinya sebagai tari pertunjukkan. Fungsinya sebagai alat hiburan
disamping memberikan kesenangan kepada tamu yang hadir (penonton), berfungsi
sebagai hiburan bagi diri penari sendiri.
Fengsi
Tari Tanggai dalam Upacara Adat Penyambutan Tamu Kehormatan
Dalam
perayaan hari-hari besar dan pada acara-acara lain, tari Tanggai khususnya di
Palembang selalu ditampilkan. Setelah tamu kehormatan hadir dalam acara-acara
tersebut, telah duduk pada tempat yang telah disediakan maka tari Tanggai
ditampilkan sebelum acara resmi dimulai.
Salah
satu penari yang membawa tepak didampingi dua orang enari pembawa pridon(tempat
sepah sirih), menyerahkan tepak yang berisikan sirih jadi atau sirih tak jadi
sebagai tanda menghormati tamu. Sirih jadi terdiri dari ramuan gambir, kapur
dan pinang yang dibungkus menjadi datu dengan daun sirih serta tembakau yang
akan dipersembahkan kepada tamu kehormatan. Sedangkan sirih tak jadi atau sirih
mentah adalah sirih yang belum dibuat menjadi satu dengan pinang, gambir dan
kapur.
Tari
tanggai yang digunakan dalam upacara adat penyambutan tamu berfungsi sebagai
berikut :
Sebagai
lambang/Simbol kerhormatan
Salah satu penari yang diprimadonakan membawa tepak yang
berisikan sekapur sirih, merupakan syimbol menghormati tamu. Tamu kehormatan
diberikan sekapur sirih sebagai lambang bahwa masyarakat Palembang siap
menerima tamu tersebut.
Pemberian sekapur sirih yang sudah di ramu (dipersiapkan),
sedangkan sirih tak jadi adalah sirih yang akan diramu oleh itu sendiri.
-
Tari
Tanggai selalu ditampilkan setiap ada acara adat baik secara resmi maupun tidak
resmi. Dalam hal ini bagi para penari, tari Tanggai mempunyai kenikmatan
tersendiri di samping mereka, orang lain secara tak lansung dapat menghibur
diri.
3
Sebagai
Alt Pendidikan
Tari Tanggai selain mempunyai unsur hiburan ternyata juga
terdapat unsure penarapan atau pendidikan (pengetahuan) serta keterampilan
khususnya dalam bidang seni tari.
sumber