Pakaian Adat Lampung

Lampung adalah provinsi paling selatan yang ada di Pulau Sumatera. Letaknya yang berdekatan dengan Pulau Jawa membuat Lampung pada masa silam menjadi salah satu tujuan transmigrasi penduduk Jawa. Ini menyebabkan penduduk yang mendiami provinsi ini sangat heterogen. Ada banyak suku bangsa yang tinggal di provinsi ini, di antaranya suku Jawa, Sunda, Bali, dan suku Lampung sendiri.
Pakaian Adat Lampung
Pakaian adat lampung bernama Tulang Bawag, Kendati mempunyai penduduk dari suku yang heterogen, kebudayaan masyarakat asli Lampung sendiri masih dilestarikan hingga masa kini. Salah satu warisan budaya tersebut yang saat ini masih dapat kita lihat yakni Pakaian adat Lampung.
Pakaian adat lampung adalah warisan dari budaya Lampung yang sangat khas dan mempunyai nilai seni sangat tinggi. Pakaian adat ini biasa digunakan untuk acara nikahan, Tari sebagai simbol penghormatan budaya lampung.

Pakaian Adat Lampung untuk Laki-laki

Baju/pakaian adat laki-laki suku Lampung umumnya terkesan sederhana, yakni berupa lengan panjang berwarna putih, celana panjang hitam. sarung tumpal, sesapuran dan khika akhir.
Mengenai Sarung Tumpal yakni kain saung khas dari Lampung yang ditenun dengan menggunakan benang emas. Sarung ini dipakai di luar celana, panjangnya mulai dari lutut hingga pinggang.
Setelah sarung, adalah khikat akhir atau selendang bujur sangkar dikenakan dengan melingkarkakan ke pundak menutupi bahu.
Baju adat untuk pengantin laki-laki suku Lampung dilengkapi dengan beragam aksesoris, pernik perhiasan. Setidaknya terdapat delapan perhiasan yang umumnya dikenakan oleh pengantin laki-laki.
Pernik perhiasan tersebut diantaranya seperti kopiah emas berujim perhiasan leher berupa kalung, perhiasan pinggang, perhiasan dada, serta perhiasan lengan. Supaya lebih jelas mengenai perhisan tersebu, berikut kami berikan keterangannya :

     1. Kalung Papan Jajar

Yakni kalung dengan gantungan berupa tiga lempengan siger kecil/perahu yang disusun dengan ukuran yang berbeda. Makna dari kalung ini yakni simbol kehidupan baru yang akan mereka jalani serta dilanjutkan secara turun temurun ke anak cucu mereka.

    2. Kalung Buah Jukum

Yakni sebuah kalung dengan gantungan berupa rangkaian miniatur berupa buah jukum sebagai simbol do’a supaya mereka segera mendapat keturunan.

    3. Selempeng Pinang

Yakni Kalung panjang yang berupa gantungan menyerupai buah atau seperti bunga.

    4. Ikat Pinggang

Ikat pinggang yang diberinama bulu serti dilengkapi dengan akesesoris sebuah terapang (keris) yang merupakan senjata tradisional khas Lampung.

    5. Gelang Burung

Yakni Gelang pipih dilengkapi dengan aksesoris berbentuk burung garuda terbang. Gelang yang dipakaikan di lengan tangan kanan dan kiri ini. menyimbolkan kehidupan panjang dan kekerabatan yang terjalin usai menikah.

    6. Gelang Kano

Yakni gelang yang mirip bentuk ban. Gelang ini dikenakan pada lengan kiri dan kanan di bawah gelang burung. Gelang ini melambangkan pembatasan atas semua perbuatan burut usai menikah.

    7. Gelang Bibit

Yakni sebuah gelang yang dipakaikan di bawah gelang Kano. Gelang ini melambangkan do’a yang maknanya hampir sama atau bahkan sama dengan kalung buah jukum yaitu agar segera mendapat keturunan.

Baju Adat Lampung untuk Wanita

Baju Adat Lampung untuk Wanita Pakaian pengantin wanita adat Lampung tidak begitu berbeda dengan pakaian laki-lakinya. Sesapuran, khikat akhir, sarung rumpai (tapis) juga terdapat pada pakaian pengantin wanita ini. Akan tetapi, pada wanita terdapat perlengkapan-perlengkapan lain yang menambah nilai filosofis dan estetis di antaranya selappai, bebe, katu tapis dewa sano.
Selappai adalah baju tanpa lengan dengan tepi bagian bawah berhias rumbai ringgit, bebe adalah sulaman benang satin berbentuk bunga teratai yang mengambang, sedangkan katu tapis dewa sano adalah rumpai ringit dari kain tapis jung jarat.
Meski pakaian adat Lampung untuk wanita terkesan sederhana, akan tetapi ada cukup banyak aksesoris yang harus dikenakan. Di antaranya siger, seraja bulan, peneken, selapai siger, subang, kembang rambut, serta berbagai perhiasan leher dan dada.

1. Siger 

Siger adalah mahkota emas khas yang dikenakan di kepala pengantin wanita. Mahkota ini melambangkan keagungan adat budaya Lampung. Siger memiliki 9 ruji, menandakan bahwa ada 9 sungai besar yang terdapat di Lampung, yaitu Way Semangka, Way Sekampung, Way Seputih, Way Sunkai, Way Abung Pareng, Way Tulang Bawang, Way Kanan, dan Way Mesuji.

2. Seraja Bulan 

Seraja bulan adalah mahkota kecil beruji 3 yang terletak di atas siger dengan jumlah sebanyak 5 buah. Aksesoris pakaian adat Lampung ini memiliki filosofi sebagai pengingat bahwa dahulu ada 5 kerajaan yang sempat berkuasa di Lampung, yaitu kerajaan ratu dibelalau, ratu dipuncak, ratu dipunggung, ratu dipemangilan, dan ratu darah putih. Selain itu, seraja bulan juga bisa melambangkan 5 falsafah hidup masyarakat adat Lampung, di antaranya piil pesengiri (rasa harga diri), nemui nyimah (terbuka tangan), nengah nyappur (hidup bermasyarakat), juluk adek (bernama bergelar), dan sakai sembayan (gotong royong).

3. Subang 

Subang adalah perhiasan yang digantungkan di ujung daun telinga. Subang biasanya berbentuk menyerupai buah kenari dan terbuat dari bahan emas. Pada subang terdapat beberapa kawat kuning bulat lonjong yang berfungsi sebagai sangkuatan umbai-umbai.

4. Perhiasan Leher dan Dada

Beberapa perhiasan leher dan dada yang terdapat dalam pakaian adat Lampung antara lain kalung buah jukum, kalung ringit, dan kalung papanjajar. Kalung papanjajar adalah kalung dengan gantungan 3 lempengan siger kecil atau perahu yang menjadi simbol kehidupan baru bagi para pengantin, kalung ringit adalah kalung dengan aksesoris sembilan buah uang ringit, sedangkan kalung buah jukum adalah kalung berbentuk menyerupai buah jukum yang dirangkai sebagai simbolis agar mereka segera mendapat keturunan.

5. Perhiasan Pinggang dan Lengan

Perhiasan pinggang berupa selempang pinang yang digantungkan melintang dari bahu ke pinggang menyerupai bunga serta bulu serti sebuah ikat pinggang yang terbuat dari kain beludru berwarna merah berhias kelopak bunga dari kuningan. Perhiasan lengan berupa beragam jenis gelang, seperti gelang burung, gelang kano, gelang bibit, dan gelang duri. Makna filosofis dari gelang-gelang yang dikenakan wanita sama dengan gelang yang dikenakan pria.




Sumber:
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/05/pakaian-adat-lampung-gambar-dan.html
http://meandyouculture.blogspot.co.id/2016/06/pakaian-adat-lampung-pakaian-yang-kaya.html
www.katarosim.com/2017/05/pakaian-adat-lampung-pepadun-dalam.html
https://bukubiruku.com/pakaian-adat-lampung/





Lagu Baby Shark menjadi fenomena baru di jagat internet. Dalam sebulan terakhir, sudah tak terhitung berapa orang yang terkena demam Baby Shark dan mengunggah video-video yang berisi aksi joget mereka dengan tagar #BabySharkChallenge. Tapi sebenarnya, dari mana sih lagu Baby Shark? Lalu mengapa lagu ini begitu viral di dunia maya?

Lagu Baby Shark pertama kali hadir di jagat internet ketika channel YouTube Pinkfong merilisnya pada bulan November 2015. Lagu ini disajikan secara sederhana dan juga memiliki lirik yang mudah dihafal. Alhasil, bukan cuma anak-anak saja menyukai, tapi orang-orang dewasa pun akhirnya terpicut dan secara alam bawah sadar terus teringat dengan lagu ini. Ya, mungkin kamu adalah salah satunya.
Hingga berita ini ditulis, video Baby Shark yang diunggah di YouTube telah ditonton lebih dari 82 juta kali dan mendapat banyak tanggapan positif di kolom komentar. “It’s impossible to stop watching this video!! I am 29 years old. and let me tell you my 3 kiddos love it and so do I . it’s very catchy not to jam w. jajajaj great job!!,” ujar akun Cherrymiriam.
Artis Indonesia pun tak ketinggalan terhipnotis lagu Baby Shark. Salah satunya adalah aktor Ringgo Agus Rahman. Ia mengunggah sebuah foto di Instagram yang memperlihatkan aktivitasnya bersama sang anak dan istri yang sedang memeragakan tarian Baby Shark.
Lebih baru Lebih lama