Tari Legong

Masyarakat Bali memang dikenal mampu menjaga warisan budaya yang telah diberikan nenek moyangnya agar tetap lestari. Meski banyak pengaruh luar yang masuk dalam kesehariannya, masyarakat Bali tetap dapat memegang erat dan tidak melupakan apa yang telah menjadi tradisi dan aturan adatnya. Salah satu hal yang dapat membuktikan lestarinya budaya Bali adalah adanya beragam tarian tradisional yang hingga kini masih kerap dipertontonkan, seperti tari Pendet, tari Barong, tari Kecak, serta  tari Legong.

Legong Keraton adalah sebuah tarian klasik Bali yang memiliki pembendaharaan gerak yang sangat komplek dan diikat oleh struktur tabuh pengiring yang konon mendapat pengaruh dari Tari Gambuh. Kata Legong Keraton terdiri dari dua kata yaitu legong dan kraton. Kata legong diduga berasal dari kata “leg” yang berarti gerak tari yang luwes, Lemah gemulai. Sementara “gong” berarti gambelan. “leg” dan “gong” digabung menjadi legong yang mengandung arti gerakan yang diikat, terutamaaksentuasinya oleh gambelan yang mengiringinya.Jadi Legong Keraton berarti sebuah tarian istana yang diiringi oleh gambelan.

1. Perkembangan Tari Legong

Tari ini dikembangkan di Peliatan. Tarian Legong berkembang di keraton-keraton Bali pada abad ke-19. Tari Legong adalah berasal dari desa Sukawati, yaitu di Puri Paang Sukawati. Dari Sukawati legong berkembang kebergagai pelosok desa di Bali seperti; di Puri Agung  desa Saba ( sekarang di Puri Taman Saba), di Peliatan, di Bedulu, di Benoh Denpasar, dan lain sebagainya. Di desa Saba yaitu di Puri Saba tari legong keraton, menurut I Gusti Gede Raka sudah ada sekitar tahun 1911, dibawah pimpinan serta asuhan I Gusti Gede Oka yang bergelar Anak Agung di desa Saba, yaitu kakek beliau sendiri.IGusti Gede Oka dengan membawa calon penari datang ke Sukawati, belajar tari legong di desa Sukawati yaitu di Puri Paang, dengan guru tarinya pada waktu itu adalah Anak Agung Rai Perit.
Di atas tahun 1920-an kepemimpinan sekha legong di Saba yang juga merangkap sebagai pelatih dan pembina seka legong di Saba adalah putra beliau bernama I Gusti Bagus Jelantik sampai tahun 1940-an, yang mana beliau juga belajar di Puri paang Sukawati.  Di atas tahun 1945-an kepemimpinan sekha legong  yang juga merangkap sebagai pelatih dan pembina adalah I Gusti gede Raka yaitu keponakan dari I Gusti Bagus Jelantik, yang lebih dikenal dengan sebutan Anak Agung Raka Saba, karena beliau adalah orang Puri.

2. Tema dan Makna Filosofi

Jika dirunut dari cikal bakal kemunculannya, yakni tari Sang Hyang, tari lenggong dianggap memiliki makna yang berkaitan dengan nilai-nilai keagamaan dan sejarah. Tari lenggong diyakini sebagai perwujudan rasa syukur dan terimakasih masyarakat Bali terhadap leluhurnya yang telah mewariskan banyak peninggalan. Namun, bila dikaitkan dengan kehidupan masa kini, tari Legong dianggaop tidak lebih dari sekedar sarana hiburan semata.

3. Fungsi Tari Legong

  •      Sebagai sarana untuk pertunjukan dan hiburan
  •      Sebagai ungkapan keindahan ataupun aktivitas keindahan itu sendiri
  •      Sebagai aktivitas kreaktif
  •      Untuk mengikaat rasa persatuan
4. Gerakan Tari Legong
  • —  Miles adalah tumit diputar kedalam (kanan – kiri). Gerakan ini misalnya terjadi pada pergantian posisi ngagem.
  • —  Mungkah lawang adalah gerakan tari yang pertama sebagai awal dari suatu tarian. Maksud dari gerakan ini yaitu untuk membuka langse.
  • —  Agem kanan adalah berat badan ada pada kaki kanan, jarak kaki kira-kira 1 genggam serta badan condong ke kanan. Tangan kanan sirang mata dan tangan kiri sirang susu.
  • —  Sledet adalah gerakan mata yang dimana gerakan ini dapat dilakukan ke samping kanan atau kiri dan merupakan ekspresi pokok dalam tari Bali.
  • —  Luk nerudut adalah gerakan kepala ke kanan dan ke kiri yang ditarik secara stakato.
  • —  Ulap – ulap adalah posisi lengan agak menyiku dengan variasi gerak tangan seperti orang memperhatikan sesuatu.
  • —  Ngejat pala adalah kecepatan dari gerakan ngotag pala
  • —  Agem kiri adalah berat badan ada pada kaki kiri, jarak kaki kira-kira 1 genggam serta badan condong ke kiri. Tangan kiri sirang mata dan tangan kanan sirang susu.
  • —  Ngelo adalah gerak tangan bergantian sejajar dengan pinggang dan dahi
  • —  Ngenjet adalah menekankan kaki kanan atau kiri secara bergantian ke depan, tumit tidak menempel di tanah (menjinjit) dan badan agak merendah (ngeed).
  • —  Nyeregseg adalah gerakan kaki dengan langkah ke samping cepat dan bisa digerakkan kesegala arah.
  • —  Ngumad adalah gerakan menarik kaki yang didominit oleh gerakan tangan ke arah sudut belakang. Gerakan ini dipakai pada waktu akan ngangsel ngeteb ataupun ngumbang.
  • —  Ngumbang adalah gerakan berjalan pada tari wanita dengan jatuhnya kaki menurut maat gending ataupun pukulan kajar.
  • —  Milpil adalah gerakan berjalan juga, hanya ragamnya lebih halus, kadang – kadang injakan – injakan tapak kai lebih dari satu kali.
  • —  Lasan megat yeh adalah sikap kaki sama dengan sregseg hanya berbeda pada arah gerakan yaitu ke sudut kanan depan.
  • —  Ngepik adalah leher direbahkan ke kanan dan ke kiri.

5. Iringan Tari

Seperti telah disinggung di atas bahwa tari Legong diiringi oleh tetabuhan gamelan Bali, yang dinamakan Gamelan Semar Pagulingan. Bunyi instrumen-instrumen yang disajikan gamelan harus diikuti sesuai dengan pakem kesesuaian penarinya sesuai dengan penguasaan jalinan wirama, wiraga, dan wirasa yang baik. 

6. Setting Panggung 

Aturan pakemnya, tari Legong disajikan oleh 2 orang penari perempuan yang masih gadis dan belum mengalami menstruasi. Tarian ini dipentaskan di halaman keraton tepat di bawah sinar bulan purnama. Kendati begitu, karena tujuannya kini beralih sebagai sarana hiburan, pakem ini kerap di abaikan. Baik penari, tempat, maupun waktu pementasan bisa diatur tanpa mengikuti pakemnya.

7. Tata Rias dan Tata Busana 

Penari Legong wajib mengenakan pakaian adat Bali lengkap dengan beragam perniknya. Kostum khas Legong sendiri harus berwarna cerah, seperti merah, ungu atau hijau. Sementara aksesoris wajibnya adalah hiasan kembang goyang dan rangkaian bunga melati di kepala yang akan ikut bergoyang ketika penarinya menggerakan tubuhnya. 

8. Properti Tari 

Adapun properti tari Legong sendiri seperti telah disebutkan di atas adalah sebuah kipas. Kipas menjadi properti penting yang dapat menambah nilai estetis dalam setiap gerakan yang dipertunjukan oleh penari tarian khas Bali ini.








Sumber: 
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/11/tari-legong-asal-bali-sejarah-gerakan.html?m=1
https://blingjamong
Lebih baru Lebih lama