Rumah Adat Maluku (Rumah Baileo), Gambar, dan Penjelasannya

Provinsi Maluku terletak di wilayah timu Indonesia dengan ibukota Ambon.Sejak dahulu, Maluku sudah dikenal sebagai daerah penghasil utama rempah-rempah.Daerah ini memiliki ratusan pulau, baik pulau besar dan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau besar antara lain pulau Seram, pulau Buru, pulau Yamdena dan pulau Wetar, sedangkan pulau lain yang lebih kecil antara lain pulau Ambon, Banda, Kei, Aru, Saparua dan pulau Tanimbar. Oleh karena banyaknya pulau-pulau, maka Maluku sering dijuluki orang sebagai daerah seribu pulau.provinsi ini begitu dikenal karena eksotika budayanya yang tersusun dari beragam latar belakang suku, agama, dan ras. Salah satu bukti eksotisnya budaya masyarakat Maluku tertuang pada desain rumah adat Baileo yang kini lebih dikenal sebagai rumah adat Maluku.
Rumah Adat Maluku
Rumah adat Baileo merupakan ikon budaya sekaligus gambaran sikap dan jati diri masyarakat Maluku secara umum. Arsitektur dan nilai-nilai filosofis yang cukup unik membuat rumah adat ini cukup populer terutama bagi para wisatawan.

Fungsi dan Struktur Rumah Adat 

Nama “Baileo” berasal dari bahasa Maluku yang berarti Balai. Sesuai namanya, rumah adat ini memang bukan difungsikan sebagai tempat tinggal masyarakat Maluku. Rumah Baileo secara turun temurun lebih dikenal sebagai balai adat tempat dilangsungkannya beragam upacara adat, pertemuan adat, dan kegiatan keagamaan. Sesuai fungsi tersebut, desain rumah ini kemudian dibuat sedemikian rupa agar dapat menunjang kegiatan-kegiatan yang dilakukan di dalamnya.
Rumah Baileo memiliki struktur panggung. Tegaknya bangunan rumah ini ditopang tiang-tiang kayu pendek yang berjajar ditanam ke dalam tanah. Tiang yang umumnya dibuat dari kayu kelapa ini hanya menopang lantai rumah.
 Sementara atap ditopang oleh tiang sambungan yang ukurannya lebih kecil. Lantai rumah berukuran cukup luas. Dibuat dari susunan papan yang ditumpangkan pada kerangka atap. Papan-papan yang menjadi lantai disusun tanpa dipaku. Kendati begitu, saat diinjak, lantai rumah ini tidak menghasilkan bunyi sama sekali. Hal ini karena meski tanpa dipaku, papan lantai telah dikuatkan dengan teknik kunci pada kerangka lantai yang tidak memungkinkannya untuk berdecit.
Tiang utama yang menopang rangka lantai pada rumah ini umumnya akan disambung menggunakan tiang balok yang berukuran lebih kecil tapi lebih panjang. Tiang balok ini digunakan untuk menopang kerangka atap rumah Baileo. Tiang-tiang sambungan ini juga berfungsi sebagai tahanan pagar rumah yang mengelilingi bagian dalam rumah. Adapun pagar rumahnya sendiri dibuat dari susunan kayu yang dipasang saling silang dan dikuatkan dengan ikatan ijuk.
Kerangka atap menopang atap yang terbuat dari daun sagu atau daun kelapa. Atap tersebut disusun sehingga berbentuk seperti prisma dengan selasar di bagian depan dan belakangnya. Meski dibuat dari bahan alam, atap rumah adat Maluku ini tetap awet dan tahan lama.
Karena memiliki struktur panggung, rumah adat ini dilengkapi dengan tangga sebagai jalan masuk rumah. Ada 3 buah tangga, yakni tangga depan, tangga kiri, dan tangga belakang. Khusus pada bagian tangga depan, kita akan menemukan adanya sebuah batu yang menjadi alas pijakan tangga. Batu yang bernama Pamali tersebut berbentuk datar dan sering digunakan untuk meletakan sesaji.
Rumah adat Baileo mempunyai symbol yang menjadi salah satu ciri khasnya sebagai rumah adat yaitu adanya Batu Pamali dan Bilik Pamali tepat di bagian depan pintu utama rumah adat Baileo. Secara fungsional Batu Pamali diletakkan sebagai petunjuk bagi penduduk bahwa rumah tersebut adalah balai adat. Selain itu Batu Pamali  digunakan sebagai wadah untuk menaruh sesaji dan persembahan pada roh leluhur sedangkan Bilik Pamali digunakan sebagai tempat menaruh dan menyimpan benda – benda keramat penduduk setempat terutama yang digunakan pada upacara adat.

Ciri Khas dan Nilai Filosofis 

Selain memiliki keunikan dari struktur arsitekturnya, rumah adat Baileo juga memiliki beberapa ciri khas yang sekaligus sarat dengan nilai filosofis. Ciri khas dan nilai filosofis dari rumah adat Maluku ini antara lain:
  1. Desain rumah yang tidak berdinding mempunyai makna keterbukaan masyarakat Maluku terhadap segala perubahan. Selain itu, rumah tanpa dinding diyakini dapat membuat roh nenek moyang bisa leluasa masuk dan keluar rumah. 
  2. Lantai rumah dibuat lebih tinggi dari tanah agar roh nenek moyang dapat diberi tempat dengan derajat yang lebih tinggi di sisi Tuhan. 
  3. Adanya ornamen berupa ukiran, seperti ukiran 2 ekor ayam berhadapan yang diapit 2 ekor anjing di mulut jalan masuk rumah bagian depan dan ukiran matahari, bulan, dan bintang di atap rumah. Ukiran ini menyimbolkan keutuhan hukum adat Maluku. 
  4. Tiang-tiang penyangga rumah terdiri dari masing-masing 9 buah di depan dan belakang rumah, serta 5 buah di sisi kanan dan kiri rumah. Jumlah tiang tersebut melambangkan persekutuan antardesa dan kelompok di Maluku.





Sumber:
 http://specialpengetahuan.blogspot.co.id/2015/03/rumah-adat-maluku.html
http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/10/rumah-adat-maluku-rumah-baileo-gambar.html
www.lihat.co.id/properti/desain-rumah-adat-maluku.html
 http://www.rumah-adat.com/2015/03/rumah-adat-maluku.html

Lebih baru Lebih lama